Di puncak ini angin bertiup kencang setiap saat. Hal ini
menyebabkan turbulensi yang tentunya sangat mendukung aktivitas paralayang.
Dengan begitu, paralayang dapat di gelar di setiap musim di sini. Berbeda
dengan lokasi take off paralayang lain yang ada di Indonesia yang hanya layak
terbang setiap 4-6 bulan saja dalam setahun.
Selain itu, puncak ini sangat mudah dijangkau. Meskipun
kondisi jalan sempit, berkelok dan sedikit rusak namun dapat ditempuh dengan
mudah menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat tanpa harus berjalan
kaki ataupun mendaki untuk mencapai puncaknya. Lokasi ini merupakan
satu-satunya lokasi paralayang di Indonesia yang dapat dijangkau dengan
kendaraan hingga pada titik take off. Satu lagi keunggulan Matantimali
dibanding tempat lain.
Puncak ini juga menyajikan pemandangan yang menakjubkan di
setiap sisinya. Di bagian utara kita akan disuguhi pemukiman padat dengan garis
Teluk Palu. Sebagian wilayah pantai barat Kabupaten Donggala terlihat jelas
dari sisi ini. Di bagian timur juga tak kalah indah. Kita bisa menyaksikan
keseluruhan Kabupaten Sigi secara utuh, lengkap dengan sungai panjang yang
berkelok-kelok. Di malam hari, di dua sisi ini berubah menjadi gemerlap
lampu-lampu kota yang terhampar luas seperti lautan bintang. Sedangkan di
bagian selatan dan barat, kita disuguhkan deretan pegunungan hijau lengkap
dengan pohon pinus.
Bagi penikmat sunrise dan sunset, Anda dapat menikmati
keduanya di sini. Menjelang pagi matahari terbit dari balik gunung dan ketika
senja, kawasan puncak gunung akan terlihat berwarna kuning keemasan.
Matantimali juga sering disebut sebagai negeri di atas awan. Jika musim hujan,
balutan kabut menutupi area sekitar sehingga terlihat seperti sedang berada di
atas awan.
Selain sebagai arena paralayang, Matantimali juga sering digunakan sebagai area camping oleh wisatawan yang ingin menginap. Pengunjung yang menginap biasanya ramai pada akhir pekan. Ratusan tenda memenuhi seluruh kawasan ini.
0 Komentar